Langsung ke konten utama

Hillary Mau Bicara Asal Hamas Akui Israel

WASHINGTON,SELASA-Calon Menlu AS Hillary Clinton, Selasa (13/1) mengesampingkan kemungkinan pembicaraan dengan kelompok Islam garis keras Palestina, Hamas, kecuali kelompok itu melepaskan sikap ekstrimnya.

"Mengenai Israel, Anda tidak dapat berunding dengan Hamas hingga kelompok itu melepaskan kekerasan, mengakui Israel dan setuju untuk mematuhi perjanjian pada masa lalu. Itu benar-benar bagi saya absolut," kata Clinton dalam dengar pendapat pengesahan jabatannya di Senat.

"Itulah sikap pemerintah AS. Itulah sikap presiden-terpilih," katanya setelah seorang senator memberi kesan bahwa "naif dan tidak logis" untuk berdiplomasi dengan pemerintah yang menentang Israel.

Ia menggemakan sikap pemerintah Presiden George W Bush yang mendukung upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata menyusul perang Israel 18 hari guna menghentikan serangan roket Hamas.

Pemerintah Bush menentang pembicaraan dengan yang mereka katakan sebagai organisasi teroris, kelompok yang telah memerintah Jalur Gaza sejak diusirnya pemerintah otonomi Palestina yang didukung-AS pada Juni 2007.

Tidak seperti Hamas, pemerintah otonomi Palestina mengakui Israel, telah melepaskan kekerasan dan mengadakan pembicaraan dengan Israel berdasar perjanjian sebelumnya, termasuk perjanjian damai Oslo 1993.

Obama telah mengusulkan untuk mendekati para pemimpin negara anti-AS seperti Iran, Korea Utara dan Kuba, tapi beberapa pengamat meragukan ia akan mengajak Hamas dan Hizbullah yang didukung-Iran, yang AS kecam sebagai kelompok teroris.

Dalam dengar pendapat penegasan jabatannya, Hillary mengatakan pemerintah baru akan mengupayakan "pendekatan baru" terhadap Iran.


ONO
Sumber : Ant

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Homeless woman's plea to Obama draws flood of support

She's being hailed as the "face of the economic crisis," and now Henrietta Hughes has become something of a media star after reaching out to President Obama in an emotional plea for help. President Obama talks to Henrietta Hughes at a town hall rally in Fort Myers, Florida, on Tuesday. Her message: My son and I are homeless, and we need immediate help. "I have an urgent need, unemployment and homelessness, a very small vehicle for my family and I to live in," Hughes told Obama Tuesday at a town hall rally in Fort Myers, Florida, as he pushed for passage of his stimulus plan in the S...
Dari postingan terakhir di blog ini, tanpa terasa kurang lebih 8 tahun blog ini dibiarkan sendirian di jagat maya ini. saya sebagai Tuhannya ini blog, merasa malu sendiri ketika seorang kawan menanyakan, "masih menulis sob"?. "hehhe" hanya itu yang keluar dari mulut ini. Setelah melakukan tracking jejak digital untuk menemukan password , yang Alhamdulillahnya berhasil, maka kemudian saya menulis ini. Banyak hal yang terjadi 8 tahun terakhir, saya menikah dan punya anak (dengan wanita, tentunya) presiden berganti, seseorang dari kalangan rakyat biasa, yang tidak memiliki trah darah biru, bukan Jendral, memimpin Indonesia. luar biasa kepopulerannya. Dengan postingan baru ini, nantinya (saya mencoba meneguhkan diri) untuk terus menulis, paling tidak di blog ini. layak atau tidak mungkin kalianlah yang akan menilai. Mohon doanya, semoga kali ini saya Istiqomah.

Wiranto's Campaign Advertorial Uses Soeharto

The People's Conscience Party (Hanura) started broadcasting its television campaign advertisement since 9 February 2009. The advertisement showed Hanura's chairperson, Wiranto, and former Indonesian President Soeharto. The advertisement starts with the number 2009 on the left side on a black background. Then, it is followed by a narration: "Two thousand nine, the crisis is up ahead. Why fear it? Wiranto says so." Then Wiranto image in a black suit appears with the national flag in the background and the logo 'Why Fear It?' (' Kenapa Harus Takut '), continued with the narration. "Many crises have shaped him into a strong and honest figure," the narration goes on, with images of the May 1998 riot. After images of the riot, then comes Soeharto's image, leader of the New Order, fastening what is probably a medal on Wiranto's uniform. Next to the image were the words: 'President Soeharto gives General Wiranto a chance to take the le...