elo-elo yg merasa dirinya muda.....
sumpah pemuda 28 oktober lalu nggak
terasa lagi gigitannya...kalo dulu kita
sering diperdengarkan untuk segera
menyiapkan diri karna kita adalh
generasi penerus bangsa ini..sekarang
hingar bingar itu tak terdengar
lagi..mungkin kita lebih asyk
mendengarkan musik dugem, ungu,
peterpan, black eyed peas maupun melihat
goyangan dewi persik, nita talia atau
bahkan kita lebih asyk menyimak akting
nia ramadhani, ririn, rafi ahmad, maupun
marcelino. ..kaum muda tidak lagi
terbebani oleh sebuah keharusan "mengisi
kemerdek aan" tidak lagi harus memikirkan
bangsa nya, krna tanpa dipikirkan pun
bangsa ini mampu berjalan dengan
sendirinya oleh orang-orang yang sok
"mementingkan kehidupan rakyat" kita
sebagai kaum muda kebanyakan lebih
serius untuk mencari uang, duit, piti,
dan hepeng supaya bisa survive di tengah
belantara tembok-tembok beton hasil
kebudayaan manusi modren. oleh karena
itu kaum muda hanya bisa menangis bila
tak mendapatkan pacar sesuai dengan
'tipenya', meringis ketika ditinggal
kawan-k awanya, menjerit sewaktu sedang
"kawin" dan tertawa ketika sedang asik
hang out di citos, senayan city, PIM,
dan berbagai tempat kesenganan dunia
termasuk ketika memasuki "lobang
Buaya"... ..
kaum muda tak harus dan mesti melihat
dunia ini dengan kacamata diri sendiri
cukup dengan meminjam kacamat orang
lain, maka ia bisa memandang hari
kemarin, esok dan lusa sama saja, tak
lebih tak bukan sebuah episode sinetron
yang harus dijalani dengan penuh tawa
canda, tak ada cerita sedih, horor, atau
dramatisasi kehidupan karna bisa
ditutupi dengan nonton di 21, onani,
nonton bokep, jalan sama sang kekasih,
bermain dengan segelas wine, bergoyang
dengan musik kehidupan...so sebagai kaum
muda nikmatilah hidup ini karna sekali
dan kehidupan setelah mati pun belem
tentu senikmat ini, karna tidak satupun
yang sudah mati mau kembali kedunia ini
untuk menceritakan "kesenangan" disana...
The People's Conscience Party (Hanura) started broadcasting its television campaign advertisement since 9 February 2009. The advertisement showed Hanura's chairperson, Wiranto, and former Indonesian President Soeharto. The advertisement starts with the number 2009 on the left side on a black background. Then, it is followed by a narration: "Two thousand nine, the crisis is up ahead. Why fear it? Wiranto says so." Then Wiranto image in a black suit appears with the national flag in the background and the logo 'Why Fear It?' (' Kenapa Harus Takut '), continued with the narration. "Many crises have shaped him into a strong and honest figure," the narration goes on, with images of the May 1998 riot. After images of the riot, then comes Soeharto's image, leader of the New Order, fastening what is probably a medal on Wiranto's uniform. Next to the image were the words: 'President Soeharto gives General Wiranto a chance to take the le
Komentar